1

MARI BERSAMA KITA WUJUDKAN KEMANDIRIAN

2

MENGABDI TULUS PADA MASYARAKAT DAN IBU PERTIWI

3

SABAR DAN IKHLAS DALAM SETIAP KESEMPATAN

4

MEMBERIKAN YANG TERBAIK PADA SEKITAR KITA

5

BEKERJA TANPA PAMRIH DAN TIADA MENGENAL LELAH

Posisi tidur terbaik saat Hamil

Posisi tidur terbaik saat Hamil
Ibu hamil, berhati-hatilah dengan posisi tidurnya. Sebuah studi di Selandia Baru menyarankan, untuk mengurangi risiko bayi lahir mati, ibu hamil disarankan untuk tidur dengan posisi miring ke kiri.

Para peneliti mengatakan bahwa bumil tidak perlu khawatir karena risikonya masih sangat kecil. Kemungkinan bayi lahir mati dari ibu yang tidur tak miring ke kiri 3,93 per 1.000. Angka menurun menjadi 1,96 per 1.000 ibu yang tidur dalam posisi mirik kiri.

Sebuah hubungan yang signifikan juga ditemukan antara tidur teratur pada siang hari, atau tidur lebih lama di malam hari.

Tomasina Stacey dari Departemen Obstetri dan Ginekologi di University of Auckland, mengatakan aliran darah ke bayi dapat menjelaskan keterkaitan tersebut.

"Ini hipotesis baru dan berarti kita harus mulai melihat masalah ini lebih dekat. Ini benar-benar titik awal untuk penelitian masa depan, " kata Stacey. Hasil penelitiannya telah diterbitkan di British Medical Journal (BMJ).

Jika temuan itu teruji benar, maka ditemukan cara yang sederhana, murah dan alami untuk mengurangi jumlah bayi lahir mati, katanya. "Ini adalah sesuatu yang sangat mudah dimodifikasi. Anda tidak perlu mengambil obat dan tidak ada efek samping. "

Serangkaian penelitian yang dipimpin oleh peneliti dari Organisasi Kesehatan Dunia dan diterbitkan awal tahun ini menemukan bahwa lebih dari 2,6 juta persalinan diakhiri dengan kematian bayi. Ini berarti bahwa setiap hari lebih dari 7.200 bayi lahir mati.

Tim Stacey mewawancarai 155 perempuan di Auckland yang melahirkan bayi lahir mati antara Juli 2006 dan Juni 2009 ketika mereka setidaknya hamil 28 minggu. Para wanita ini dibandingkan dengan kelompok kontrol 310 wanita dengan kehamilan yang sedang berlangsung.

Para wanita ditanya pertanyaan rinci tentang posisi tidur mereka. Mereka juga ditanya tentang mendengkur, kantuk di siang hari, dan apakah mereka secara teratur tidur di siang hari pada bulan terakhir kehamilan, durasi tidur mereka di malam hari, dan berapa kali mereka bangun ke toilet di malam hari.

Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara mendengkur atau kantuk siang hari dan risiko lahir mati. Tetapi hubungan yang signifikan ditemukan antara tidur siang, atau tidur lebih lama di malam hari dan kematian bayi.

Wanita yang tidur di punggung mereka atau di sisi kanan mereka pada malam terakhir kehamilan juga lebih mungkin untuk mengalami kelahiran mati.

Lucy Chappell, pakar kebidanan dari King College London, mengatakan "intervensi sederhana yang mengurangi risiko bayi lahir mati bisa diterima."

Tapi dia mengatakan hasilnya harus ditafsirkan dengan hati-hati sampai banyak penelitian lanjutan dilakukan.

Studi ini telah dipublikasikan dalam British Medical Journal.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Eklampsia dalam Kehamilan


Definisi
Eklampsia dalam bahasa yunani berarti “ halilitar “ karena serangan kejang –kejang timbulnya tiba-tiba seperti petir


Gejala – Gejala Eklampsia
1. Stadium invasi ( awal atau aurora )
Mata terpaku dan terbuka tanpa melihat, kelopak mata dan tangan bergetar, kepala dipalingkan ke kanan atau kiri. Stadium ini berlangsung kira-kira 30 menit

2. Stadium kejang tonik
Seluruh otot badan jadi kaku, wajah kaku, tangan menggenggam dan kaki membengkok ke dalam, pernapasan ke dalam, pernapasan berhenti, muka mulai kelihatan sianosis, lidah dapat tergigit. Stadium ini berlangsung kira-kira 20-30 menit

3. Stadium kejang klonik
Semua otot berkontraksi ulang-ulang waktu yang cepat, mulut terbuka dan tertutup. Keluar ludah berbusa dan lidah dapat digigit, mata melotot, muka kelihatan kongesti dan sianosis. Setelah berlangsung selama 1-2 menit kejang klonik berhenti dan penderita tidak sadar, menarik nafas seperti mendengkur.

4. Stadium koma
Lamanya ketidaksadaran ( koma ) ini berlangsung selama beberapa menit sampai berjam-jam. Kadang-kadang antara kesadaran timbul serangan baru dan akhirnya ibu tetap dalam keadaan koma. Selama serangan tekanan darah meninggi, nadi cepat dan suhu naik sampai 40 celcius
Komplikasi

Lidah tergigit
Terjadi perlukaan dan fraktur
Gangguan pernafasan
Perdarahan otak
Solusio plasenta
Merangsang persalinan

Prognosis
Morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi tinggi
Kematian ibu
Disebabkan oleh pendarahan otak, kegagalan jantung paru, kegagalan ginjal, infeksi, kegagalan hepar, dan lain-lain
Kematian bayi
Disebabkan hipoksia intrauterin dan prematuritas

Kriteria Eden Adalah kriteria untuk menentukan prognosis eklampsia yang terdiri dari
a. Koma yang lama
b. Frekuensi nadi diatas 120 kali permenit
c. Suhu 39,4 celcius atau lebih
d. Tekanan darah lebih dari 200 mmHg
e. Konvulsi lebih dari 10 kali
f. Proteinuria 10 gr atau lebih
g. Tidak ada oedema, oedema menghilang
h. Bila dijumpai salah satu tanda-tanda yang diatas maka disebut dengan eklampsia ringan, bila dijumpai 2 atau lebih tergolong berat dan prognosis akan lebih jelek

Pencegahan
Upaya-upaya yang dilakukan adalah :
a. Memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat bahwa eklampsia bukanlah penyakit kemasukan seperti banyak yang disangka oleh masyarakat
b. Meningkatkan jumlah poliklinik pemeriksaan antenatal serta mengusahakan agar semua ibu hamil memeriksakan kehamilan sejak hamil muda
c. Pelayanan kebidanan yang bermutu yaitu pada tiap-tiap pemeriksaan kehamilan diamati tanda-tanda pre-eklampsia dan mengobatinya sedini mungkin
d. Mengakhiri kehamilan sedapat-dapat pada kehamilan 37 minggu keatas apabila setelah dirawat inap tanda-tanda tidak menghilang

Penanganan
Prinsip perawatannya adalah
1. Tujuan perawatan di RS adalah untuk menghentikan konvulsi, mengurangi vasospasme, meningkatkan diuresis, mencegah infeksi, memberikan pengobatan yang tepat dan cepat, serta untuk melakukan terminasi kehamilan 4 jam serangan kejang yang terakhir, dengan tidak menghitungkan tuanya kehamilan

2. Penderita eklampsia harus dirawat inap di RS

3. Pengangkutan ke RS
Sebelum dikirim, diberikan obat penenang untuk mencegah serangan kejang-kejang selama dalam perjalanan yaitu pethidin 100 mg atau luminal 200 mg atau morfin 10 mg. Sesampai di RS, pertolongan pertama adalah
a. membersihkan dan melapangkan jalan pernapasan
b. menghindarkan lidah tergigit
c. pemberian oksigen
d. pemasangan infus dektrosa atau glukosa
e. menjaga agar jangan sampai trauma serta dipasang kateter tetap
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...