Saat ini seksio sesarea menjadi tren karena berbagai alasan. Dalam 20 tahun terakhir, angkanya meningkat pesat. Operasi ini terlalu sering dilakukan sehingga para kritikus menyebutnya sebagai obat mujarab praktek kebidanan.
Seksio sesarea adalah melahirkan janin melalui sayatan dinding perut (abdomen) dan dinding rahim (uterus). Terminologi asli seksio sesarea sudah diperdebatkan sejak 200 tahun lalu.
Seksio sesarea berkembang sejak akhir abad 19 sampai 3 dekade terakhir abad 20. Selama periode itu sudah terjadi penurunan angka kematian ibu dari 100% menjadi 2%. Selain itu, ada 3 perkembangan penting dari teknik operasi. Pertama, perkembangan metode penjahitan rahim dengan benang untuk menghentikan perdarahan. Kedua, perkembangan dari cara tindakan yang aseptik dan ketiga perubahan dari insisi/sayatan pada rahim dari cara klasik menjadi sayatan melintang pada segmen bawah rahim (uterus).
Menurut Bensons dan Pernolls, angka kematian pada seksio sesarea adalah 40-80 tiap 100.000 kelahiran hidup. Angka ini menunjukkan risiko 25 kali lebih besar dibanding persalinan per vaginam. Tetapi untuk kasus karena infeksi mempunyai angka 80 kali lebih tinggi dibandingkan dengan persalinan per vaginam. Komplikasi tindakan anestesi sekitar 10% dari seluruh angka kematian ibu. Pada seksio sesarea yang direncanakan, angka komplikasinya kurang lebih 4,2%. Seksio sesarea darurat berangka kurang lebih 19%. Harus diakui bahwa seksio sesarea merupakan operasi besar dengan berbagai risikonya.
Sama halnya dengan kuret. Kuretase adalah tindakan medis untuk mengeluarkan jaringan dari dalam rahim. Jaringan itu bisa berupa tumor, selaput rahim atau janin yang dinyatakan tidak berkembang. Tindakan yang umumnya berlangsung selama 15-30 menit ini tergolong tindakan berisiko tinggi.
Tindakan kuretase paling sering dijumpai untuk terapi pada kasus abortus. Angka ini turut meningkat seiring bertambahnya jumlah kejadian aborsi di Indonesia, diperkirakan 2 juta kasus/tahun.
Kuret ditempuh untuk membersihkan rahim dan untuk penegakan suatu diagnosis. Meskipun tujuannya berbeda, tindakan yang dilakukan pada dasarnya sama.
2.1 Seksio Sesarea
2.1.1 Definisi
Seksio sesarea adalah suatu tindakan bantuan persalinan di mana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding uterus
2.1.2 Insidensi
Insidennya di Amerika Serikat turun menjadi 21%. Di Indonesia angka ini justru meningkat. Data di RS dr. Soetomo Surabaya 32%, RS dr Cipto Mangunkusumo (1999) 22 %.
2.1.3 Indikasi
1. Indikasi ibu:
a. Disproporsi fetopelvik
b. Malposisi dan malpresentasi
c. Disfungsi uterus
d. Distosia jaringan lunak
e. Neoplasma
f. Persalinan yang tidak dapat maju
g. Pembedahan sebelumnya pada uterus
· Seksio sesarea
· Histerotomi
· Miomektomi ekspansif
· Jahitan luka
h.Perdarahan
· Plasenta previa
· Abruptio plasenta
i. Toxemia gravidarum
· Preeklampsia dan eklampsia
· Hipertensi essensial
· Nefritis kronis
2. Indikasi fetal:
a. Gawat janin
b. Cacat atau kematian janin sebelumnya
c. Prolapsus funiculus umbilicalis
d. Insufisiensi plasenta
e. Diabetes maternal
f. Inkompatibilitas rhesus
g. Postmortem sesarea
h. Infeksi virus herpes pada traktus genitalis
3. Lain-lain
a. Primigravida usia lanjut
b. Bekas jahitan pada vagina
c. Anomali uteri kongenital
d. Riwayat obsterik yang jelek
e. Forceps yang gagal
2.1.4 Kontraindikasi
1. Janin sudah mati atau berada dalam keadaan jelek sehingga kemungkinan hidup kecil.
2. Jalan lahir ibu mengalami infeksi yang luas
3. Dokter kurang berpengalaman, keadaan tidak menguntungkan bagi pembedahan dan bila tidak tersedia tenaga asisten yang memadai
2.1.5 Jenis seksio sesarea berdasarkan insisi
1. Seksio sesaria klasik
2. Seksio sesarea transperitonealis profunda
3. Seksio sesarea yang dilanjutkan dengan histerektomi (cesarean hysterectomy)
4. Seksio sesarea transvaginal
2.1.6 Keuntungan
1.Aman
2.Intelektual bayi yang dilahirkan lebih terjamin
3.Hasilnya baik jika dikerjakan sesuai waktu dan indikasinya
2.1.7 Kerugian
1. Seksio sesarea adalah prosedur operasi besar dan menyebabkan morbiditas yang lebih tinggi
2. Kehamilan berikutnya sebagian besar ditangani dengan seksio sesarea ulangan. Secara tidak langsung ini akan membatasi jumlah anak
2.1.8 Komplikasi
1. Komplikasi ibu
· Perdarahan
· Infeksi
· Trombophlebitis
· Cedera, dengan atau tanpa fistula pada traktus urinarius dan usus
· Obstruksi usus
· Perlekatan organ-organ pelvis pascaoperasi
· Emboli air ketuban
2. Komplikasi janin: depresi susunan saraf pusat janin (fetal narcosis)
2.2 Kuretase
2.2.1 Definisi
Kuret adalah pembersihan sisa-sisa jaringan yang ada dalam rahim
2.2.2 Faktor risiko
1. Usia ibu yang lanjut
2. Riwayat obstetri/ginekologi yang kurang baik
3. Riwayat infertilitas
4. Adanya kelainan/penyakit yang menyertai kehamilan
5. Berbagai macam infeksi
6. Paparan dengan berbagai macam zat kimia
7. Trauma abdomen/pelvis pada trimester pertama
8. Kelainan kromosom
2.2.3 Teknik pengeluaran jaringan
Pengeluaran jaringan yaitu setelah serviks terbuka (primer maupun dengan dilatasi), jaringan konsepsi dapat dikeluarkan secara manual, dilanjutkan dengan kuretase.
1. Sondage, menentukan posisi dan ukuran uterus
2. Masukkan tang abortus sepanjang besar uterus, buka dan putar 90˚ untuk melepaskan jaringan, kemudian tutup dan keluarkan jaringan tersebut
3. Sisa abortus dikeluarkan dengan kuret tumpul, gunakan sendok terbesar yang bisa masuk
4. Pastikan sisa konsepsi telah keluar semua, dengan eksplorasi jari maupun kuret.
2.2.4 Risiko yang mungkin terjadi
1.Pendarahan
2. Pengerokan yang terlalu dalam akan meninggalkan cerukan atau lubang di dinding rahim
3. Gangguan haid
4. Infeksi
2.3 Persiapan Sebelum Operasi
1. Informed consent
2. Puasa
3. Cek darah. Darah harus tersedia dan sudah dilakukan cross-matching
Persalinan Dengan Seksio Sesarea
7:41 PM
No comments
0 komentar:
Post a Comment